Memory Tujuh Bulan bersama Ozil – Kucing Ras Pertama

Ada satu yang terlupakan pada postingan yang pertama kemarin disini. Saya lupa bilang kalau saya itu pecinta kucing a.k.a a cat lover. saya benar-benar suka dengan hewan berbulu ini. Walaupun dari kecil dulu saya sudah berkenalan dengan hewan hewan lain – baik peliharaan yang umum di pelihara orang, seperti burung, ayam, angsa, kelinci, hamster, landak, monyet dan bahkan anjing (karena tidak disengaja), Namun kucing tetaplah pet yang numero uno.

Dulu saya sama sekali tidak kenal dengan yang namanya Kucing Ras. Bagi saya Kucing tetaplah kucing. Kalau lagi jalan keluar dan tidak sengaja nemu anak kucing dijalan dan kelihatan tidak ada induknya, langsung deh bawa pulang. Dan ketika si kucing sudah beranjak dewasa, dia pergi tanpa pamit. Heran nya, pasti ada saja kucing lain yang datang menggantikan. Begitulah seterusnya. Hingga akhirnya 5 tahun yang lalu kami “mendapatkan” seekor kucing persia short hair (Sebenarnya, Kalau orang lain yang ngeliat, pasti bilang biasa aja sih), namun kucing tersebut bentuk wajahnya lebih “cute” daripada kucing-kucing kampung yang biasa kami pelihara.

 

Singkat cerita kucing yang saya beri nama Ozil ini tumbuh dengan normal,
hingga sampailah kira-kira bulan ke tujuh – Tiba-tiba saja, ada sesuatu yang terlihat tidak normal. Dia yang biasanya sangat lincah, suka loncat-loncatan dan berlarian kesana kemari, tiba-tiba saja terlihat lesu plus loyo. Setelah saya raba-raba bin gerayangi seluruh tubuhnya, Terasa ada sesuatu yang kelihatan tidak normal dibagian dalam perutnya, lalu beberapa hari setelahnya ada sesuatu yang “aneh” keluar dari (maaf) anusnya. Walau sudah dibawa ke Dokter Hewan, dan kelihatan kondisinya mulai membaik dari hari sebelumnya, Namun tuhan punya tujuan lain untuknya.

Tujuh bulanan itu terasa sangat singkat sekali, Di minggu-minggu awal setelah kepergian nya, susah sekali melupakan si anabul ini. Seperti.. ada sesuatu yang hilang setiap saya kembali ke rumah. Si penghilang stress sudah tiada. Tak tampak lagi tingkah laku konyolnya, You know the feel? Mulai saat itu, saya mencoba belajar lebih banyak lagi soal kucing, Saya harus tahu lebih terutama soal kesehatan nya. Saya terus menerus berpikir, kenapa sih bisa tiba-tiba sakitnya bisa parah hingga berakibat fatal seperti itu, padahal semua standar normal untuk merawat kucing sudah saya lakukan.
Sedikit demi sedikit saya terus pelajari, kucing-kucing ras seperti itu butuh perhatian extra dibandingkan memelihara kucing dome, Dry food diselingi wet dan raw food, kesehatan seperti vitamin serta vaksinasi, dan perawatan bulu (grooming), merupakan faktor yang wajib diperhatikan. Yah, Agak merepotkan memang, Berbeda sekali dengan memelihara kucing kampung, diberi makan apa saja oke oke aja, karena daya tahan tubuh mereka juga terbukti lebih kuat ya kan.

Karena itulah harus diingat, Memelihara kucing Ras itu butuh biaya yang lumayan besar. Perlu adanya financial komitmen untuk jangka panjang nya, Incident bisa terjadi kapan saja. Biaya yang saya maksud tentu diluar “mahar adopt” kucing itu sendiri. namun pengeluaran khususnya makanan wajib di prioritaskan, Makanan yang berkualitas diselingi dengan cek rutin. Itulah yang luput dari perhatian saya, Sebisa mungkin hindari lah memberi makanan yang dijual murah (saya enggak bakal menyebut merk yang saya pakai waktu itu, Yang pasti, saya bersumpah enggak bakal lagi beli merk itu kedepannya). Makanan yang punya harga jual murah (logikanya) tidak memiliki nutrisi cukup yang sangat dibutuhkan oleh kucing.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan kucing saya itu? Mengapa saya sepertinya yakin penyakitnya waktu itu punya hubungan dengan makanan yang saya berikan? Di postingan berikutnya akan saya ceritakan kisah dan alasannya secara lebih mendetail.

Leave a Reply